A.
Pengertian Kebudayaan
Kata
Kebudayaan berasal dari kata sanskerta yakni “buddhayah” yang merupakan bentuk
jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan-paut dengan
akal atau budi.
Sedangkan
Selo Soemardjan dan Seolaeman Sumardi (1964) merumuskan kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan manusia untuk
menguasai alam sekelilingnya untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi
jiwa manusia yang mewujudkan segala kaidah – kaidah dan nilai – nilai
kemasyarakatan. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir, dari
orang – orang yang hidup sebagai anggota masyarakat. Semua karya, rasa, dan
cipta dikuasai oleh karsa dari orang – orang yang menentukan kegunaannya agar
sesuai dengan kepentingan masyarakat.
Kebudayaan ada dua pengertian, yaitu secara sempit dan secara luas. Kebudayaan dalam arti sempit yaitu kesenian, sedangkan kebudayaan dalam arti luas adalah seluruh daya pikiran, karya, dan hasil cipta manusia yang tidak berakar pada nalurinya dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar (Koentjaraningrat,1974). Seorang antropolog, yaitu EB.Tylor memberikan definisi kebudayaan , bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain – lain, kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono,1977).
B.
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang
mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu
negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi
bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di
negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan
di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang
lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri
khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu
kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa.
Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik.
Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa
solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong
yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu
sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga
memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing.
Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa
timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara
adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih
melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh
bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
C.
Terjadinya Perubahan Kebudayaan
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan suatu bangsa
pun akan mengalami perkembangan dan perubahan. Dimulai dari kebudayaan
tradisional, kebudayaan peralihan, hingga kebudayaan modern. Perubahan
kebudayaan merupakan suatu kejadian yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini.
Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya
ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga
terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak
luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto
faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
Faktor intern merupakan faktor yang
berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang
diantaranya:
- Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
- Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
- Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
- Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
Faktor ekstern merupakan
faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang
mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
- Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
- Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
- Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
Daftar
Pustaka :
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html
http://irfanarifprasetyo.blogspot.com/2011/02/pengertian-kebudayaan-kepribadian.html
http://muchad.com/pengertian-kebudayaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar