Orang
Sunda seperti orang Indonesia lainnya/umumnya berpandangan bahwa hidup manusia
bukan hanya berlangsung di dunia ini saja melainkan juga di dunia sana setelah
manusia meninggal. Hal ini mempengaruhi dengan kuat tingkah laku orang Sunda,
apa lagi mereka pada umumnya beragama Islam, yang mengajarkan antara lain bahwa
setiap orang bertanggung jawab atas tingkah lakunya yang baik ataupun ygng
tidak baik. Hal inilah yang ditanamkan sejak keciJ oleh orang tua pada anak,
membuat orang Sunda dengan tegas membedakan antara yang baik dan yang tidak
baik. Pepatah ke arah sana misalnya cita-cita orang Sunda pada umumnya adalah ;
"cageur, bageur" (sehat, normal) dan baik hati, kadang-kadang
diteruskan dengan "bener, pinter serta jujur", sering pula dilengkapi
dengan "pangger, teger, singer dan wanter".
Selasa, 02 Juli 2013
Pandangan Hidup Bagi Manusia dan Asalnya
Pandangan hidup merupakan suatu pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup ada 3 macam:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama,
yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa
ideologi, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada
Negara.
3. Pandangan hidup berdasarkan
renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan Hidup Yang Berasal Dari Keyakinan dan Kepercayaan
Menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan, ada 3 aliran filsafat yaitu:
a. Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi, kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari Tuhan. Manusia adalah
ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi pada Tuhan melalui ajaran-ajaran
agama.
b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal (kalbu yang berpusat dihati) “hati
nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.
c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari Tuhan sebagai dasar
keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya
sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun
rasa/hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal
berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme-religius, kebijakan
yang dikehendaki adalah kebijakan menurut logika berpikir dan dapat diterima
hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)